LAPAKSIJANTAN
Masalah Seks yang Rentan Dialami Pengantin Baru

Salah satu bagian paling kompleks dari kehidupan pengantin baru adalah seputar bagaimana menjalani kehidupan seks yang sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Bagi sebagian pasangan, tidak sulit untuk membangun kehidupan seks yang membahagiakan. Namun, bagi sebagian lainnya, mereka harus menjalani kehidupan seks yang sulit.

 

Penting untuk diketahui bahwa masalah seksual pada pengantin baru sepenuhnya normal. Seiring waktu, semakin pasutri dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain, semakin cepat pasutri dapat mengatasinya bersama-sama.

Masalah Seks yang Rentan Dialami Pengantin Baru
Berikut adalah beberapa masalah seksual yang kerap dihadapi banyak pengantin baru beserta solusinya.

 

1. Sulitnya menemukan waktu untuk berhubungan seks di tengah jadwal yang padat
Saat bulan madu, pasutri dapat memfokuskan seluruh waktunya untuk berhubungan seksual dan bersenang-senang. Namun, setelah kembali ke kesibukan kehidupan sehari-hari, ini dapat memiliki efek besar pada kehidupan seks perkawinan. Utamanya jika baik suami maupun istri sama-sama bekerja di luar.

 

Banyak pasutri menemukan bahwa jadwal mereka sering kali tidak sesuai dengan yang mereka harapkan dan bahkan sulit menemukan waktu untuk bermesraan. Jika Mums dan pasangan juga mengalami masalah ini, tidak ada salahnya membangun komunikasi terbuka dengan pasangan untuk membuat jadwal berhubungan seks. Selain menambah romantisme rumah tangga, ini juga menambah kesenangan pada jadwal Mums dan suami yang padat.

 

2. Bayangan yang tidak sesuai dengan realita
Berbagai bayangan tentang seks yang tidak realistis dapat dengan mudah merusak realitas kehidupan seks. Sebagai pengantin baru, wajar jika Mums atau suami memiliki bayangan akan seks yang hebat, seperti bisa berhubungan seks setiap hari, merasakan orgasme setiap kali berhubungan seks, bermesraan setiap hari, mengawali hubungan seks dengan foreplay, dan sebagainya. 

 

Namun, tak jarang realitanya jauh dari apa yang dibayangkan. Misalnya, Mums atau suami terlalu capek setelah pulang kerja hingga tak sempat berhubungan seks. Suami selalu orgasme lebih cepat dan meninggalkan Mums sebelum mencapai klimaks. Hubungan seks berlangsung sangat cepat dan tidak diawali dengan foreplay. Dan masih banyak lagi.

 

Solusinya, penting untuk menjaga harapan tetap realistis agar tidak merusak pernikahan. Juga, buka komunikasi dengan pasangan seputar apa yang diharapkan dari seks.

3. Salah satu pihak bersikap pasif dan tidak pernah menginisiasi seks
Tidak ada yang salah jika hubungan seks dimulai karena ajakan suami, istri, atau secara spontan. Namun, menjadi pihak yang selalu mengawali hubungan seks mungkin akan membuat Mums merasa lelah dan merasa pasangan Mums tidak menunjukkan minat yang sama. 

 

Nah, ketahuilah bahwa sebenarnya ada beberapa alasan mengapa seseorang tampaknya tidak mau inisiatif memulai seks terlebih dahulu. Bisa jadi, pasangan merasa malu atau segan untuk mengajak berhubungan seks. Takut ditolak sehingga lebih memilih menunggu diajak. Dan, tidak sepenuhnya menyadari kebutuhanmu akan sentuhan fisik. 

 

Pada dasarnya, masalah ini terjadi karena kurangnya pemahaman. Jadi, yang perlu Mums lakukan adalah membiarkan pasangan mengetahui kebutuhan Mums dengan berkomunikasi secara jujur ​​dan terbuka.

 

4. Adanya kesulitan fisik atau emosional
Baik wanita maupun pria dapat mengalami masalah fisik yang dapat membuat seks terasa sulit atau menyakitkan. Ketahuilah bahwa ini bukan hal yang memalukan, dan sangat umum dialami orang yang baru pertama kali berhubungan seks. Jika Mums atau pasangan mengalami kesulitan fisik berhubungan seks, hubungi dokter untuk meminta bantuan.

 

Selain itu, kesulitan emosional, seperti trauma masa lalu, pelecehan, atau kondisi kecemasan juga dapat sangat mempengaruhi kehidupan seks pasutri. Jika Mums atau pasangan sedang berjuang dengan kondisi emosional yang berdampak pada kemampuan untuk memiliki hubungan seksual yang sehat, bicarakan dengan konselor atau dokter untuk mendapatkan dukungan.

 

5. Kurangnya komunikasi
Kurangnya komunikasi adalah sumber dari banyak masalah rumah tangga, termasuk kehidupan seks. Berusaha untuk saling berterus terang dan jujur akan membuat perubahan besar pada kehidupan seks.

 

Jika Mums memiliki masalah dengan jadwal yang sibuk, tetapi tidak membicarakannya dengan pasangan, tidak ada solusi yang dapat dibuat. Jika Mums membutuhkan sesuatu yang berbeda dari pasangan secara fisik, seperti lebih banyak foreplay atau jenis aktivitas seksual tertentu, tetapi tidak pernah membicarakannya secara terbuka, pasangan tidak akan mengubah perilakunya. Jika Mums ingin menyesuaikan frekuensi, waktu, atau aktivitas, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengomunikasikan keinginan itu kepada pasangan. 

 

Ingatlah, pasanganmu bukan pembaca pikiran dan tidak adil mengharapkannya selalu dapat memahami segalanya jika Mums tidak pernah berbicara. Bicaralah dengan pasangan tentang kebutuhan dan keinginan Mums dan pastikan Mums juga dapat bekerja sama untuk mulai mengubah kehidupan seks menjadi lebih baik.

 

Sekarang, identifikasi apa saja masalah yang ada dalam rumah tangga Mums dan ajak suami menemukan solusi untuk mengatasinya.

Most Liked Articles
Follow on Instagram
Idn Slot Online Slot Online GacorSitus Togel OnlineSitus Judi SbobetSitus Bola SbobetSitus Poker OnlineData SgpData SdyRtp LiveData Hk